MAKALAH
“Perkembangan Teknologi Komputer di Perbankan”
Oleh :
Komputer Akuntansi 3
Nama Kelompok :
1. Shinta Noviana Merlinda
2. Siti Ningrum
3. Yunita Sulistianingrum
Guru Pembimbing :
Imam Cahyanto S.Pd
AKADEMI KOMUNITAS (POLTEK) NEGERI BOJONEGORO
Tahun Akademik 2012/2013
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat limpahan taufik dan hidayah- Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas ini dalam rangka memenuhi tugas Aplikasi Komputer
Bisnis pada semester I.
Dengan terselesaikannya tugas, kami mengucapkan
terima kasih kepada :
4. Drs. Yudi Pramono, MM selaku
Direktur Akademi Komunitas Negeri Bojonegoro
5. Drs. Imam Cahyanto selaku dosen
pembimbing.
6. Bpk/ibu dosen Akademi Komunitas
Negeri Bojonegoro
7. Orang tua tercinta
8. Teman – teman K.A 3 yang
berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami munyusun makalah ini dengan harapan dapat
menambah wawasan dan inspirasi generasi muda lainnya untuk lebih kreatif dan
agar dapat menyempurnakan makalah kami yang masih jauh dari kata sempurna.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mohon kritik dan sarannya untuk lebih menyempurnakan makalah
ini. Akhirnya kami berharap makalah ini dapat bermanfa’at. Amien!
Bojonegoro, September 2012
Penyusun
Rumusan
Masalah
9. Bagaimana perkembangan teknologi
komputer di perbankan?
10. Apa saja kriteria pemilihan
teknologi software komputer di perbankan?
11. Apakah keuntungan dan kerugian dari
perkembangan teknologi komputer di
perbankan?
Alasan Pemilihan Judul
Semakin majunya teknologi di dunia, transaksi
perbankanpun mulai mengunakan teknologi berbasis komputer untuk mempermudah
transaksi dengan nasabah yang tadinya melayani nasabah dengan harus bertemu /
nasabah datang ke cabang2 bank yang disediakan oleh bank yang dia gunakan untuk
menabung/infertasi menjadi lebih mudah karena bank mulai mengunakan teknoligi
berbasis komputer dan sekarang sudah bisa mengakses lewat internet bahkan
dengan mobile “HP” dengan SMS sudah banyak diterapkan bank.
Dengan adanya jaringan computer hubungan atau
komunikasi kita dengan klien jadi lebih hemat, efisien dan cepat. Contohnya :
email, teleconference.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi
informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan
teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti
halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking
dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank
yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang
berdasarkan teknologi.
Pembahasan
Perkembangan teknologi telekomunikasi dan
informatika mengarah ke konvergensi dan dipicu oleh ketatnya kompetisi,
melahirkan berbagai inovasi dan lompatan teknologi Telematika.Paradigma
tersebut sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis, tidak terkecuali industri
perbankan. Tuntutan keragaman,
kemudahan, kecepatan dan harga jasa yang sangat
murah semakin cepat mengemuka. Bagi sektor perbankan yang sangat
mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi serta layanan berkualitas, perlu
menata ulang bisnisnya dengan mencermati ketersediaan inovasi teknologi serta
dampaknya bagi kelangsungan dan pertumbuhan bisnisnya.
Sehingga, perbankanpun mulai mengunakan
teknologi berbasis komputer untuk mempermudah transaksi dengan nasabah yang
tadinya melayani nasabah dengan harus bertemu / nasabah datang ke cabang2 bank
yang disediakan oleh bank yang dia gunakan untuk menabung/infertasi menjadi
lebih mudah karena bank mulai mengunakan teknoligi berbasis komputer dan
sekarang sudah bisa mengakses lewat internet bahkan dengan mobile “HP” dengan
SMS sudah banyak diterapkan bank.
Dengan adanya jaringan computer hubungan atau
komunikasi kita dengan klien jadi lebih hemat, efisien dan cepat. Contohnya :
email, teleconference.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Sedangkan di rumah dapat berkomunikasi dengan pengguna lain untuk menjalin silaturahmi (chatting), dan sebagai hiburan dapat digunakan untuk bermain game online, sharing file. Apabila kita mempunyai lebih dari satu komputer, kita bisa terhubung dengan internet melalui satu jaringan. Contohnya seperti di warnet atau rumah yang memiliki banyak kamar dan terdapat setiap komputer di dalamnya.
Pada dunia perbankan, perkembangan teknologi
informasi membuat para perusahaan mengubah strategi bisnis dengan menempatkan
teknologi sebagai unsur utama dalam proses inovasi produk dan jasa. Seperti
halnya pelayanan electronic transaction (e-banking) melalui ATM, phone banking
dan Internet Banking misalnya, merupakan bentuk-bentuk baru dari pelayanan bank
yang mengubah pelayanan transaksi manual menjadi pelayanan transaksi yang berdasarkan
teknologi.
Lembaga keuangan di Indonesia, termasuk bank,
sudah lebih cepat dan intensif dibandingkan sector atau jenis industri lainnya
dalam menerapkan teknologi computer dalam memberikan pelayanannya ke nasabah.
Jasa-jas ini meliputi pembayaran komputerisasi (pemindahan dana melalui
computer dengan fasilitas jaringan komunikasi datanya); jasa penyetoran dan
pengambilan dana secara otomatis melalui ATM atau berbagai jenis kartu plastic;
homebanking dan internet banking serta fasilitas pelayanan lainnya. Beberapa
contoh jenis teknologi computer tersebut diantaranya mesin Automated Teller
Machine (ATM), berbagai jenis kartu kredit, Point of sales (POS), electronic
fund transfer system, dan otomatisasi kliring.
Fungsi teknologi informasi (TI) telah mengalami
perubahan dan perkembangan pesat pada decade terakhir ini. Fungsi TI yang
semakin khusus mendorong setiap bank untuk membentuk bagian, departemen, atau
unit kerja khusus tersendiri. Walaupun struktur tersebut tergantung pada
berbagai factor misalnya skla bisnis dan beban kerja, tetapi unit kerja
tersebut mencerminkan 2 aspek kegiatan yaitu aspek pengembangan teknologi dan
aspek operasionalnya
Kriteria
pemilihan software computer perbankan yang baik sesuai dengan kebutuhan bank
secara umum berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut:
1.
Kemampuan dokumentasi atau Penyimpanan Data
Jenis
dan klasifikasi data bank yang relative banyak harus bisa ditampung oleh
software yang akan digunakan, termasuk pertimbangan segi keamanan datanya.
Jumlah nasabah serta frekuensi dan jumlah transaksi harian yang besar
memerlukan memory computer yang besar, selain memerlukan kecepatan prosesor
yang tinggi juga. Sebagai contoh BPR kurang efisien jika menggunakan mesin
besar, misalnya AS/400 dalm operasionalnya karena kapasitas dan cakupan
geografis BPR biasanya relative kecil.
2.
Keluwesan (Flexibility)
Operasional
bank selalu berkembang dengan kebutuhan yang berubah-ubah dan mungkin bertambah
di kemudian hari walaupun informasi dasarnya tetap sama. Kondisi ini harus bisa
diantisipasi oleh perangkat lunak computer sampai batas-batas tertentu. Setiap
bank mempunyai system dan prosedur yang mungkin berbeda meskipun data atau
informasi dasar yang diolahnya sama. Perangkat lunak computer yang fleksibel
dapat digunakan oleh dua bank yang kapasitasnya sama tetapi system dan
prosedurnya berbeda.
3.
Sistem Keamanan
Sebagai
lembaga kepercayaan masyarakat (agent of trusth), bank memerlukan system
keamanan yang handal untuk menjaga kerahasiaan data atau keuangan nasabah;
serta mencegah penyalahgunaan data atau keuangan oleh pihak lain yang tidak
bertanggung jawab. Software computer perbankan yang baik harus menyediakan
fasilitas pengendalian dan pengamanan tersebut.
4.
Kemudahan penggunaan (user friendly)
Pengertian
mudah dioperasikan bukan berarti setiap pemakai (user) bisa mengakses ke
software tersebut tetapi petugas yang memang mempunyai kewenangan mudah
mengoperasikan proses yang menjadi tanggung jawabnya. Tahap input, proses, dan
output yang dilakukan pada software tersebut tidak menjadi penghambat dalam
kegiatan perbankan secara keseluruhan. System aplikasi computer yang baik
bahkan dapat mendeteksi kesalahan pengoperasian yaitu dengan memberikan error
message dan memberikan petunjuk pemecahan masalahnya.
5.
Sistem Pelaporan (Reporting system)
Data
atau informasi yang dibutuhkan harus bisa disajikan dalam bentuk yang jelas dan
mudah dimengerti. Bank memerlukan laporan-laporan yang lengkap dan jelas
tersebut terutama dalam proses pemeriksaan (audit) atau penyajian laporan yang
bisa dimengerti oleh pihak-pihak yang berkempentingan dengan harapan keuangan
setiap bank menjadi lebih transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
6.
Aspek Pemeliharaan
Kinerja
software perbankan diharapkan relative stabil selama bank beroperasi. Kondisi
ini memerlukan aspek pemeliharaaan yang baik, dalam arti secara teknis tidak
sulit dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang relative mahal. Pemeliharaan
ini juga menyangkut pergantian atau perbaikan teknis peralatan dan modifikasi
atau pengembangan software.
7.
Source Code
Software
perbankan biasanya merupakan program paket yang sudah di-compile sehingga
menjadi excecutable file. File program tersebut relative tidak bisa dirubah
atau dimodifikasi seandainya bank menginginkan perubahan atau fasilitas
tambahan dari software tersebut. Kondisi ini bisa diatasi jika pihak bank
mempunyai dan memahami software tersevut dalam bentuk bahasa pemrograman
aslinya atau source code.
8.
Struktur informasi dan hubungan antar sub sistem aplikasi bank
Hubungan
antar sub sistem aplikasi pada operasional bank.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Konsep front office yang lebih mendekati sisi nasabah dan konsep back office yang lebih mendekati sisi bank sebagai lembaga keungan yang harus mencatat, mendokumentasikan, dan atau mempublikasikan informasi keuangan, menyebabkan system aplikasi perbankan terdiri dari sub-sub system yang saling berkaitan sesuai dengan tahap-tahap pemrosesan dan jenis-jenis data keuangan.
Saat
ini bank ritel di Indonesia memiliki produk dan layanan:
12. Tabungan
13. Deposito
14. Giro
15. Kartu Debit
16. Kartu Kredit
17. Perdagangan Bank Notes, Valas, dsb
(Trade Finance)
Jenis transaski sudah beragam baik menggunakan
Kartu Debit, Kartu Kredit yang memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access
Transaction umumnya di Cashier yang berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat
perbelanjaan.
Sebagai gambaran BCA dengan 750 kantor
online-nya, dilengkapi 2.100 ATM yang mempunyai fungsionalitas memadai, dapat
menghandle dengan baik 8,2 juta nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta. Dari
jumlah transksi tersebut rata-rata 821.000 transaski dilakukan melalui ATM,
dengan kata lain tingkat pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan
transaksi lainnya yang sudah lazim dilakukan meliputi:
18. Mengecek saldo
19. Fasilitas Pembayaran: Pemindahbukuan
dan Penarikan Tunai
20. Fasilitas untuk menerima Pembayaran
(speed collect)
21. Pembukaan dan pengecekan L/C
Layanan
On Line Banking
Seperti
ungkapan futurolog teknologi Nicholas Negroponte; bahwa dunia makin
lama makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan transaksi
bisnis dan kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke pemanfaatan komputer on-line.
Dipicu
oleh perkembangan Internet, makin meningkatnya kemampuan hardware dan software dengan
kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank akan
berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line
banking.
Saat
ini standar layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase Manhattan
Bank, Bank Of America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja menyediakan
transakasi real-time, namun banyak lagi produk layanan berbasis
on-line seperti:
22. Packet S/W (Windows) gratis
dan tak terbatas sebagai antisipasi memenangkan persaingan teller-less.
23. Packet software keuangan
(Quicken, MoneyOne, BankNow)
24. Packet Entreprise Resourches
Planning (ERP software) yang tentunya sangat dibutuhkan dalam
mengelola bisnisnya.
Kesemua software bantuan
tadi dapat diakses, berkat tersedianya portal khusus yang
dimiliki oleh setiap Bank.
DAMPAK
TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PERBANKAN
Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah
mutlak, dimana kemajuan suatu sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh
peran teknologi informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang
diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam
dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat
dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan teknologi
bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga bertujuan
untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk saat ini,
khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada
customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah
bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat.
Salah satu bank yang paling mutakhir dengan
teknologi hi-end nya adalah BCA, dimana dengan asset teknologi mutakhir yang
dimilikinya BCA mampu menjadi leader dalam hal pelayanan e-banking. Dengan
jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas internet banking,dll. Padahal
ukuran kecanggihan sebuah teknologi perbankan tidak hanya dilihat dari coverage
ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada data centernya, khususnya di
aplikasi core bankingnya.
Memang kendala yang dihadapi oleh dunia
perbankan adalah kompleks dan mahalnya teknologi informasi, karena sebagian
besar teknologi ini masih disuplay oleh vendor-vendor luar negeri. Tetapi kita
lihat sekarang, banyak vendor – vendor pribumi yang berani bersaing dalam
teknologi informasi ini. Jadi kenapa kita tidak memakai vendor-vendor pribumi
untuk menanamkan teknologi informasi tersebut dalam dunia perbankan. Hal ini
manjadi tuntutan bagi perbankan karena mau tidak mau suatu korporasi yang
mempunyai ruang lingkup kerja yang luas ditambah dengan operasional-operasional
yang sangat banyak harus ditunjang dengan suatu teknologi untuk memudahkan,
mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia
perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up to date bagi
pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan
diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat teratasi.
Sebagai contoh, dibangunnya suatu sistem
informasi Biro Kredit Nasional oleh Bank Indonesia, hal itu dilakukan tidak
lain adalah untuk mengantisipasi resiko kredit yang mungkin muncul apabila
salah seorang debitur mengajukan pinjaman di salah satu bank padahal pinjaman
di bank lain belum lunas. Hal ini dibutuhkan kesinergian dan up to
date-nya informasi antar bank sehingga hal tersebut dapat terhindarkan.
Operasional yang real time antar
bank juga telah menjadi tuntutan bagi dunia perbankan, karena hal ini menjadi
salah satu materi bagi pelayanan yang berkompetisi dalam memasarkan produk
perbankan. Pengiriman uang transfer antar bank, outlet-outlet otomasi (ATM), hal
ini menjadi patokan penilaian bagi para nasabah umumnya dalam melakukan
transaksi dalam segi pelayanan. Jadi memang mau tidak mau bisnis perbankan
harus ditunjang keefisienan operasional jika ingin bersaing di dalam dunianya,
dan hal ini harus ditunjang dengan suatu sistem yang terintegrasi yang termuat
dalam suatu teknologi informasi.
Penerapan suatu teknologi informasi menuntut
diantaranya sumber daya manusia yang memadai. Jika sumber daya manusia yang ada
tidak menguasai teknologi tersebut hal ini menjadi suatu pemborosan semata,
karena mahalnya teknologi yang telah dibeli jika tidak terpakai merupakan suatu
hal yang sia-sia. Oleh karena itu sebelum teknologi tersebut diterapkan, sudah
seharusnyalah kita instropeksi terhadap kemampuan korporasi, apakah cocok
teknologi tersebut diterapkan, apakah sumber daya manusianya memadai, dan
apakah teknologi tersebut mempunyai features yang dapat
digunakan dalam jangka waktu yang lama. Karena penerapan suatu sistem teknologi
informasi merupakan salah satu aktivitas investasi jangka panjang bagi
korporasi. Hal ini sudah sepatutnya menjadi hal yang diperhitungkan dalam dunia
perbankan, sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya
perbankan menjadi “pelayan” yang setia dengan selalu merealisasikan bentuk-bentuk
pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi.
Namun masyarakat sering salah kaprah. Internet
banking sering dikatakan canggih karena memungkinkan akses perbankan dari
manapun. Padahal jika dilihat dari arsitektur sistem perbankannya, E-Banking
hanyalah salah satu channel dari banyak channel untuk transaksi perbankan
semisal EDC (electronic data capture) yang banyak terdapat di merchant belanja.
Ataupun mesin ATM itu sendiri
Mudahnya
sebuah sistem yang mengelola data hingga 140 juta customer base yang hanya
digunakan untuk pencatatan saja semisal KPU-Pemilu, tentunya tidak lebih
canggih dibandingkan BRI dengan 30 juta customer yang menggunakan aplikasinya
untuk menghitung kelipatan bunga dan kredit. Dan tentunya tidak berarti BRI
kalah canggih dengan aplikasi Bank Niaga yang mampu dengan akses banyak
channel-nya bila pelanggannya hanya 10juta.
Pengembangan lokasi layanan perbankan saat ini
nyaris sudah tidak mungkin, penambahan produk baru juga tidak akan beranjak
jauh dari inovasi sekitar mobile-banking dan ekstensifikasi layanan private
banking, yang semula diarahkan ke nasabah-nasabah kelas kakap saja. Layanan
financial planning yang semula sangat terbatas, kini semakin marak dan
dimungkinkan dengan terbukanya peluang untuk memadukan produk-produk asuransi,
pasar-modal dan dana-pensiun ke dalam layanan perbankan. Teknologi yang
diperlukan sifatnya menjadi sangat individual dan tergantung pada profil dan
kebutuhan masing-masing nasabah. Yang penting adalah bahwa perkembangan saat
ini menunjukkan bahwa layanan jasa-keuangan sedang bergerak ke arah konvergensi
di antara keempat jenis produk tersebut.
Lalu, bagaimana penerapan teknologi informasi
untuk kebutuhan seperti ini? Tidak mungkin melakukan integrasi dari semua
sistem aplikasi yang terkait, karena masing-masing aplikasi hampir pasti
dioperasikan oleh perusahaan-perusahaan yang berbeda. Beberapa bank tampak
mengoperasikan service desk terpisah untuk masing-masing jenis layanan jasa
keuangan. Insurance desk misalnya, ada di sudut khusus untuk jenis layanan itu.
Capital market instruments relatip lebih mudah diintegrasikan ke dalam layanan
jasa perbankan, itupun kalau konfigurasi produknya simpel-simpel saja. Pola ini
primordial sifatnya dan sudah dilakukan lebih dari 10 tahun yang lalu. Tantangannya
adalah dukungan teknologi perbankan di meja service representative yang dapat
digunakan untuk memadukan semua layanan jasa perbankan ini dan meraciknya
secara individual untuk para nasabah yang memerlukan.
Berbagai kasus di atas membantu menunjukkan bahwa
teknologi yang diterapkan dengan baik memberikan competitive advantage kepada
sebuah bank. Setiap bank mempunyai akses yang sama atas teknologi yang ada,
namun yang mampu memanfaatkannya dengan benar adalah mereka yang berhasil
meraciknya ke dalam sebuah konfigurasi yang fungsional dan efisien, yang
diimplementasikan dengan seksama, yang mendukung produk dan layanan yang ciamik
serta dioperasikan dengan tepat-guna. Membeli teknologi adalah kegiatan yang
paling mudah dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali
memerlukan perancangan, penerapan teknologi yang baik, Good IT Governance, yang
berdasarkan keseuaian target korporasi dari perbankan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
makasih infox
BalasHapus